Monday, January 21, 2008

saat anak jatuh....

Sering kan lihat anak kecil jatuh sedikit nangisnya kencang banget. Hiperbolis deh. Ok….anak kecil mana tau dia hiperbola apa ga. Ngerti pun enggak. Tapi itu salah loh..seharusnya dia ga nangis kencang kalau Cuma jatuh sedikit. Lain hal kalau jatuhnya berdarah-darah. Nangis jadi suatu hal yang wajar.

Gimana sih ngebentuk anak yang ambang sakitnya lebih tinggi. Ini penting loh… kalau laki-laki , saat disunat nanti dia punya tingkat toleransi sakit yang lebih tinggi. Sehingga ga menye-menye bilang sakit terus-terusan. Gitu juga kalau perempuan, saat melahirkan atau dapat menstruasi dia akan lebih tahan banting. Itu menurut aku sih. Ilmiahnya kalau anak tidak dibiasakan menangis saat sakit sedikit ia akan tumbuh menjadi pribadi tangguh, tidak mudah mengeluh, tidak cengeng, dan tidak mencari perhatian dengan menangis.

Ini tips-tips yang saya kumpulkan dari berbagai sumber:
1. Anak kecil ga mungkin lepas dari jatuh. Perlakukan jatuh itu sebagai sebuah kejadian wajar. Ibu dan lingkungan tidak perlu heboh saat anak jatuh.
Heboh itu begini….anak jatuh, orang-orang “YA ALLLAH!!!!! Jatuh ya…ya ampun…sakit ya…ih..jalannya jahat.”

See..heboh…udah gitu menyalahkan hal lain atas ketidakhati-hatian anak. Anda sudah mengajarkan dia mencari kambing hitam.

2. Kalau anda perhatikan pada awalnya anak kecil tidak akan menangis saat terjatuh. Ia menangis saat orang-orang memberikan perhatian. Kalau ga percaya lihat deh anak kecil yang jatuh tapi sendirian-atau ga ada orang yang nyadar dia jatuh- anak itu pasti bangun sendiri dan ga nangis.

3. Tidak memberikan perhatian heboh bukan berarti tidak peduli. Anak pasti sedih jika tidak ada yang memperhatikan ia saat ia jatuh. Kalau anda mengacuhkannya anda tidak melatih empatinya. Anda cukup mengatakan “Adek jatuh? Mananya yang sakit? Berdarah tidak?” dengan intonasi biasa..tapi lembut. Jangan dingin gitu. Libatkan perasaan tapi tidak berlebihan.

4. Tidak perlu mentertawakan anak hanya untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit. Ia belajar mentertawakan temannya saat jatuh, padahal yang kita harapkan adalah ia berempati dan membantu temannya. Selain itu mentertawakan membuat anak menjadi bahan lelucon. Anda pasti setuju jika menjadi bahan tertawaan-tanpa maksud melucu- tidaklah menyenangkan.

5. Tidak membantu anak bediri saat jatuh akan melatih kemampuan motoriknya. Namun lakukan dengan tepat. Hindari menyuruhnya berdiri kembali dengan kata-kata cuek seperti “ayo bangun!” anda bisa mengatakan “ adek perlu dibantu berdirinya? Tapi kalau sendiri kayaknya bisa deh. Kan anak hebat”. See..anda tetap mengulurkan tangan tapi mengajarkan kalau ia mampu mandiri.

6. Berilah pujian jika ia tidak menangis. “adek hebat jatuhnya ga nangis. Padahal sakit ya?’

7. Hindari menyalahkan benda lain saat ia jatuh. Berterus-terang kalau jatuhnya akibat ketidak hati-hatian anak akan jauh lebih baik.

8. Kalau anak terlalu sering jatuh, bawalah ke dokter. Kata tante saya bisa jadi anak mengalami epilepsy ringan sehingga ada sekian detik ia ga sadar dan jatuh. Epilepsy kalau sejak dini diobati bisa sembuh kog.

Oke..selamat mencoba. Kalau ada saran lain..dibagi ya…

1 comment:

ira said...

kayanya nangis gini mah ada bawaan orangnya juga. Soalnya anakku dari bayi merah kalu ga sakit banget ga nangis.. (cuma kalu disuntik aja nangis kerasnya) Setelah umu 5-taun-an dan mengenal arti "caper" tetep sih nangisnya kalau emang sakit banget. kalo lg cari perhatian sih keliatan nangisnya boongan.